Minggu, 16 Agustus 2009

ALPUKAT SEHAT UNTUK PENDERITA HIV/AIDS

PERKEMBANGAN tingkat keparahan penyakit sejak seseorang dinyatakan positif HIV hingga ke tahap AIDS sangat dipengaruhi oleh perawatan medis dan penanganan gizi. Mereka yang mendapat perawatan medis dan gizi secara baik akan berusia lebih panjang. Salah satu makanan yang sehat untuk mereka adalah buah alpukat (Persea Americana). Ada beberapa faktor yang membuat buah alpukat sehat untuk orang-orang dengan HIV/AIDS ini.


Pertama, sumber energi, terutama lemak, yang aman. Dilaporkan bahwa orang dengan HIV/AIDS memerlukan energi/ kalori yang lebih banyak dibandingkan orang yang sehat. Salah satu sumber utama energi tersebut berasal dari lemak. Alpukat merupakan salah satu buah yang tinggi kadar lemaknya, sekitar 16 persen.
Dari hasil penelitian diketahui bahwa lemak yang terkandung dalam buah alpukat aman dan malah menyehatkan. Hal itu karena sekitar 63 persen unsur penyusunnya adalah asam lemak tidak jenuh, terutama asam lemak tidak jenuh tunggal (MUFA, monounsaturated fatty acids)
Diet rendah lemak sering menurunkan kolesterol HDL (high density lipoprotein) yang menyehatkan. Diet alpukat yang kaya MUFA dapat menurunkan kadar kolesterol LDL (low density lipoprotein) yang merugikan kesehatan darah, tanpa menurunkan kadar HDL. Lemak MUFA juga mempunyai aktivitas antioksidan yang menjaga tubuh dari kerusakan arteri akibat keganasan kolesterol LDL. Alpukat dapat melindungi arteri dari kerusakan oksidatif dan mengamankan kolesterol sehingga tidak menjadi ganas dan berbahaya.
Kedua, orang-orang dengan HIV/AIDS memerlukan masukan vitamin dan mineral yang kuantitasnya cukup dan kualitasnya baik. Alpukat mengandung vitamin A dan karoten yang baik. Dalam 100 gram buah alpukat terkandung sekitar 300 - 400 IU vitamin A, dan sekitar 165 mikrogram karoten. Terkandung pula tiamin, riboflavin, dan niasin, yang tergolong vitamin B-kompleks. Kadar vitamin C alpukat cukup baik, sekitar 14 mg per 100 gram buah alpukat.
Buah alpukat kaya akan mineral kalium (604 mg/100 g) dan rendah mineral natrium (4 mg/ 100 g). Dilaporkan makanan yang kadar kaliumnya tinggi dan natriumnya rendah dengan rasio K:Na lebih besar dari 5:1 adalah makanan yang sehat untuk menjaga kesehatan jantung dan pembuluh darah.
Serat alpukat juga tinggi sekitar 1,6 gram/100 g. Hal ini bermanfaat untuk membantu sistem pencernaan dan membuang sisa-sisa pencernaan yang beracun.
Ketiga, buah alpukat mengandung kadar glutation tertinggi di antara buah-buahan, yaitu 21 mg per 100 gram buah segar. Senyawa glutation tersebut berfungsi sebagai unsur pertahanan tubuh dari berbagai serbuan perusak kesehatan tubuh. Ia berfungsi sebagai antioksidan, bersama vitamin C, E, dan karoten, dalam meningkatkan sistem kekebalan tubuh.
Glutation dilaporkan berfungsi sebagai zat antikanker yang dapat menonaktifkan sedikitnya 30 zat penyebab kanker. Glutation juga membantu menghambat kerusakan tubuh akibat senyawa beracun, misalnya bahan pencemar lingkungan seperti pestisida, logam-logam berat (timah), yaitu dengan cara menawarkan racun tersebut lalu membuangnya lewat sistem pembuangan (feses, urin, atau keringat).
Kaitan glutation dengan AIDS tampak dalam hasil penelitian laboratorium Dr Alton Meister dari Fakultas Kedokteran Universitas Cornell, AS. Meister menemukan bahwa glutation menghentikan penyebaran/penjalaran atau reflikasi virus HIV secara in vitro.
Makin banyak senyawa glutation yang ditambahkan makin besar efeknya. Kadar glutation pada orang dengan HIV/AIDS terus menurun, hal ini tentu saja akan mempercepat tingkat keparahan HIV ke tahap AIDS.
* Mohamad Harli, Sarjana Gizi Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga, IPB




Read More...