Senin, 29 Juni 2009

Diusulkan penerima BLT berasal dari keluarga yang tidak mengonsumsi rokok

Senin, 29 Juni 2009 | 14:01 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Syarat bagi penerima bantuan tunai langsung (BLT) selama ini masih kurang. Pemerintah seharusnya menambahkan penerima BLT berasal dari keluarga yang tidak mengonsumsi rokok.

Data yang didapat dari analisis survey ekonomi nasional tahun 2006 sampai 2007 sebanyak dua per tiga penerima BLT menggunakan dana yang mereka dapat untuk konsumsi rokok. "Penerima BLT itu 19 juta orang dan 12 juta di antaranya menghabiskan dana sebesar Rp 172.000 dari dana BLT yang mereka terima untuk konsumi rokok," ujar Tulus Abadi, pengurus harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia di Jakarta, Senin (28/6).

Ia menerangkan, dalam sehari, perokok dapat mengonsumsi sebanyak 11 batang rokok. "Dan masyarakat kota mengonsumsi rokok lebih banyak daripada masyarakat desa," ujarnya.

Jika syarat tersebut ditambah, kata tulus, dana BLT dapat dialokasikan untuk konsumsi yang lebih bermanfaat. "Uang itu bisa dipakai untuk membeli makanan yang bergizi sehingga kesehatan anak meningkat. Dana tersebut bisa untuk dana pendidikan," tuturnya.

Selain itu, menurut Tulus, rumah tangga yang mengonsumsi rokok tidak dapat dikategorikan sebagai keluarga miskin. Pasalnya, rumah tangga tersebut dapat membeli rokok yang dapat dikategorikan sebagai barang mewah.

Ia menerangkan, masalah rokok adalah masalah yang serius. Pasalnya, dalam satu tahun konsumsi rokok seluruh masyarakat Indonesia mencapai angka Rp 200 triliun. Ia juga pernah menemukan suatu kasus, seorang nelayan lebih rela anaknya dikeluarkan sekolah daripada ia tidak mengonsumsi rokok. "Ada juga nelayan yang marah-marah karena uang sekolah anaknya naik, padahal uang sekolah hanya Rp 7.500 perbulan, sedangkan uang rokok yang ia habiskan sebesar Rp 276.000, ini kan konyol," katanya.

Oleh karena itu, lanjutnya, pemerintah harus memutuskan mata rantai itu, misalnya dengan cara memperketat aturan penjualan rokok atau untuk menaikkan cukai rokok. "Dengan begitu, tingkat konsumsi rokok akan kurang, dana yang ada bisa dialokasikan ke pos yang lain," tandasnya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar